Minggu, 28 Februari 2016

Makalah Generalisasi

MAKALAH
 DASAR DASAR LOGIKA
GENERALISASI








Oleh:
AFIF AUFAL ‘IBAT












Dosen Pembimbing Oleh:
LULUK DWI KUMALASARI S.Sos M.Si

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015







KATA PENGANTAR


Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang mana kami masih diberi kesempatan untuk mengerjakan tugas kelompok dalam mata kuliah Dasar dasar logika .Harapan kami dengan diberikanya tugas membuat makalah ini kami bisa menambah keilmuan di mata kuliah Dasar dasar logika.Dan dengan diberikanya tugas kelompok ini bisa mempererat tali persaudaraan. Tidak menuntut kemungkinan ada kesalahan dalam makalah ini,oleh karena itu sebelumnya kami sekelompok mohon maaf apabila ada kekurangan dalam makalah ini.Dan harapan kami dengan menyusun makalah ini kami bisa lebih baik kedepannya.Dan lebih berpengalaman tentunya.
Dan kami sekelompok mengucapkan terimakasih karena selama ini kami sudah dibimbing untuk mencari ilmu di mata kuliah Dasar dasar logika.Banyak sekali ilmu yang kami dapatkan. Kami sekelompok membuat makalah ini untuk memenuhi tugas sekaligus untuk belajar bersama-sama teman kelompok. Mudah mudahan apa yang kami kerjakan ini bernilai ibadah. 







Malang, 8 Nopember 2015


                                                                                                                                 Tim Penulis


DAFTAR ISI

                   Kata Pengantar.................................................................................    i
                        Daftar isi.........................................................................................    ii
                        BAB I PENDAHULUAN
                                    1.1 Latar Belakang...............................................................   1
                                    1.2 Rumusan Masalah .........................................................   1
                        BAB II PEMBAHASAN
                                    2.1 Pengertian ......................................................................  2
                                    2.2 Macam-macam Generalisasi..........................................   3
                                                A. Generalisasi Sempurna........................................   3
                                                B. Generalisasi tidak Sempurna...............................   3
                                    2.3 Generalisasi Ilmiah.......................................................... 5
                        BAB III PENUTUP......................................................................... ... 7
                                    3.1 Kesimpulan........................................................................  7
                                    3.2 Kritik dan Saran.................................................................  7
                        Daftar Pustaka dan Sumber.................................................................. 8



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Generalisasi merupakan bagian dari ilmu Dasar-dasar Logika.Dilihat dari namanya saja general itu artinya umum,dan bisa kita ambil kesimpulan atau pengertian dasar yaitu mengumumkan atau meng-umum-kan sesuatau pernyataan yang sifatnya khusus.   [menurut kelompok kami]
Sebenarnya dalam kehidupan kita sehari-hari sudah pernah kita melakukan generaliasai namun kadang kita yang belum mengetahui asal atau ilmu dasarnya
      Manusia adalah makhluk yang berpikir, banyak ilmu pengetahuan yang mereka miliki akan tetapi terkadang mereka tidak menyadari sepenuhnya. Saat seseorang melakukan analisa dari suatu fenomena yang menjurus pada suatu kesimpulan yang bersifat umum. Di saat itulah dalam kajian ilmu logika di sebut dengan generalisasi.                     [menurut kelompok kami].
1.2  Rumusan Masalah
A.    Apa yang dimaksud dengan Generalisasi?....
B.     Seperti apa contohnya?.....
C.     Sebutkan macam-macam Generalisasi?....








BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Generalisasi dalam ilmu mantiq di sebut juga istiqra’ atau istinbat. Generalisasi secara     umum adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari  sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mempengaruhi seluruh fenomena sejenis dengan fenomena dengan hasil pandangan individual yang diselidiki. Dengan begitu suatu fenomena yang diselidiki berlaku pula bagi fenomena yang belum diselidiki. Sehingga hasil dari penalaran generalisasi tidak pernah sampai pada kebenaran pasti, hanya sampai kebenarran kemungkinan besarnya saja.   [sumber dari internet http//dasarlogika.co.id]

Generalisasi dalam logika adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
Dalam buku Dasar-dasar Logika yang menyatakan bahwa generalisasi adalah suatu penalaran yang menyimpulkan suatu kesimpulan bersifat umum dari premis-premis yang berupa proposisi empiris. Prinsip yang menjadi penalaran generalisasi dapat dirumuskan ”sesuatu yang beberapa kali terjadi dalam kondisi tertentu, dapat diharapkan akan selalu terjadi apabila kondisi yang sama terpenuhi”.               [Surajiyo dkk, 2005 : 240 ]
Kesimpulan itu hanya suatu harapan, suatu kepercayaan, karena konklusi penalaran induktif tidak mengandung nilai kebenaran yang pasti, akan tetapi hanya suatu probabilitas suatu peluang. Dan hasil penalaran generalisasi induktif itu sendiri juga disebut generalisasi(proposisi universal).                                           [Soekadijo,1991 : 134]




2.2 Macam Macam Generalisasi
Dari segi kuantitas fenomena yang menjadi dasar penyimpulan, generalisasi dibedakan menjadi 2, yaitu :
A.    Generalisasi Sempurna
Generalisasi adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan yang diselidiki.
Contoh :
a. Setelah kita memperhatikan jumlah hari pada setiap bulan tahun Masehi kemudian disimpulkan bahwa : Semua bulan Masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31. dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu jumlah hari pada setiap bulan kita selidiki tanpa ada yang kita tinggalkan.
b. Setelah bertanya pada masing-masing mahasiswa kosma H2 tentang kewarganegaraan mereka, kemudian disimpulkan bahwa : Semua mahasiswa kosma H2 adalah warga negara Indonesia. Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu kewarganegaraan masing-masing mahasiswa, kita selidiki tanpa ada yang ketinggalan.
Generalisasi sempurna ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tentu saja tidak praktis dan tidak ekonomis.
[ Sumber http://www.slideshare.net/EkaWidyastuti/dasar-dasar-logika-generalisasi-berpikir]

B.     Generalisasi Tidak Sempuran
Generalisasi tidak sempurna adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidi
Contoh :
Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong, maka penyimpulan ini adalah generalisasi tidak sempurna
Generalisasi tidak sempurna ini tidak menghasilkan kesimpulan sampai ke tingkat pasti sebagaimana generalisasi sempurna, tetapi corak generalisasi ini jauh lebih praktis dan lebih ekonomis dibandingkan dengan generalisasi sempurna.
Jika kita berbicara tentang generalisasi, yang dimaksud adalah generalisasi tidak sempurna. Karena populernya generalisasi ini oleh para ahli logika disebut sebagai induksi tidak sempurna untuk menyebut bahwa tehnik ini paling banyak digunakan dalam penyusunan pengetahuan.                                          [Mundiri, 1994 : 129].
Dari segi sifat yang dimilikinya, induksi tidak sempurna dibagi 2 macam, dalam kekuatan putusan yang ternyata :
a.       Dalam ilmu alam (sciences) putusan yang tercapai melalui induksi tidak sempurna ini berlaku umum, mutlak jadi tak ada kecualinya. Hukum alam berlaku dengan pasti. Hukum alam juga boleh disebut berlaku umum-mutlak (dalam lingkungan alam itu). Hukum kepastian dan kemutlakan ini hanya berlaku dalam bidang alamiah saja
Contoh : hukum air mengenai pembekuannya. ‘Air akan membeku jika didinginkan.’ Dan ilmu tidak ragu-ragu untuk meramalkan tentang pembekuan air ini karena bersifat pasti dan mutlak.
b.      Jika ilmu mempunyai obyek yang terjadinya biasa terkena pengaruh dari manusia yang sedikit banyaknya dapat ikut menentukan kejadian-kejadian yang menjadi pandangan-pandangan ilmu, maka lain pula halnya. Ilmunya disebut ilmu sosial serta obyek penyelidikannya mungkin terpengaruhi oleh kehendak manusia. Kalau pada prinsipnya hukum alam tidak ada pengecualiannya maka hukum-hukum pada ilmu sosial ini selalu ada kemungkinan kekecualiannya

Contoh : mahasiswa Sosiologi, ada yang suka makan pecel, malahan banyak yang suka makan pecel tetapi jangan segera diambil putusan umum, bahwa mahasiswa Sosiologi itu semuanya suka makan pecel. Suka atau tidak suka makan pecel itu sama sekali bukan sifat mutlak manusia di mana pun juga.

Generalisasi juga bisa dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu:
1.      Loncatan Induktif
Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namun fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Fakta-fakta tersebut atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan.

Contoh : Bila ahli-ahli filologi Eropa berdasarkan pengamatan mereka mengenai bahasa-bahasa Ido-German kemudian menarik suatu kesimpulan bahwa di dunia terdapat 3.000 bahasa.
[Sumber dari internet http//dasarlogika.co.id]
2.Tanpa loncatan induktif
Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.
Misalnya:  untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan fenomena untuk menyimpulkannya.
 2.3. Generalisasi Ilmiah
Pada dasarnya, generalisasi ilmiah tidak berbeda dengan generalisasi biasa, baik dalam bentuk maupun permasalahannya. Perbedaan utama terletak pada metodenya, kualitas data serta ketepatan dalam perumusannya. Generalisasi dikatakan sebagai penyimpulan karena apa yang ditemui dalam observasi sebagai sesuatu yang benar, maka akan benar pula sesuatu yang tidak diobservasi, pada masalah sejenis atau apa yang terjadi pada sejumlah kesempatan akan terjadi pula pada kesempatan yang lain bila kondisinya yang sama terjadi                                                                                              [sumber internet http//generalisasiilmiah.com]
Pada generalisasi ilmiah, ada 6 tanda-tanda penting yang harus kita perhatikan adalah :
1)      Datanya dikumpulkan dengan observasi yang cermat, dilaksanakan oleh tenaga terdidik serta mengenal baik permasalahannya. Pencatatan hasil observasi dilakukan dengan tepat, menyeluruh dan teliti; pengamatan dan hasilnya dibuka kemungkinan adanya cek oleh peneliti terdidik lainnya
2)      Adanya penggunaan instrumen untuk mengukur dan mendapatkan ketepatan serta menghindari kekeliruan sejauh mungkin
3)      Adanya pengujian, perbandingan serta klasifikasi fakta
4)      Pernyataan generalisasi jelas, sederhana, menyeluruh dinyatakan dengan term yang padat dan metematik
5)      Observasi atas fakta-fakta eksperimental hasilnya dirumuskan dengan memperhatikan kondisi yang bervariasi misalnya waktu, tempat dan keadaan khusus lainnya
6)      Dipublikasikan untuk memungkinkan adanya pengujian kembali, kritik, dan pengetesan atas generalisasi yang dibuat.                 [Mundiri, 1994 : 135-136 ]




Menurut Soekadijo, generalisasi yang baik harus memenuhi 3 syarat, antara lain :
·         Generalisasi harus tidak terbatas secara numerik.
Artinya, generalisasi tidak boleh terikat kepada jumlah tertentu. Kalau dikatakan ” Semua A adalah B ”, maka proposisi itu harus benar, berapa pun jumlah A. Proposisi itu berlaku untuk setiap dan semua subyek yang memenuhi kondisi A.
Contohnya : Semua perempuan adalah cantik.

·         Generalisasi harus tidak terbatas secara spasio-temporal.
Artinya, tidak boleh terbatas dalam ruang dan waktu. Jadi, harus berlaku di mana saja dan kapan saja.
Contohnya : Semua dosen adalah orang terpelajar
·         Generalisasi harus dapat dijadikan dasar pengandaian.
Yang dimaksud dengan ’dasar pengandaian’ di sini adalah dasar dari yang disebut contrary-to-facts conditionals atau unfulfilled conditionals.

            Faktanya : x, y, dan z itu masing-masing bukan B
Ada generalisasi : Semua A adalah B
Pengandaiannya : andaikata x, y, dan z itu masing-masing sama dengan A atau dengan kata-kata lain, andaikata x, y, dan z itu masing-masing memenuhi atau sama kondisiya dengan A, maka pastilah x, y, dan z itu masing-masing sama dengan B.  [Soekadijo, 1991 : 134-135]
Contohnya :
Faktanya : Sofan, Syaiful dan Budi itu bukan perempuan
Generalisasi : Semua yang cantik adalah perempuan
Pengandaiannya : Andaikata Sofan, Syaiful dan Budi itu cantik, maka pastilah Sofan, Syaiful dan Budi itu perempuan.
 [Sumber http://aatmandai.blogspot.co.id/2012/05/generalisasi.html].






BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Generalisasi dalam logika adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
Generalisasi adalah meng-umum-kan pendapat atau pernyataan yang bersifat khusus
            [definisi kelompok kami]
Dalam segi kuantitas yang menjadi dasar penyimpulan, generalisasi ada dua yaitu generalisasi sempurna, dan generalisasi tidak sempurna.
Dari segi sifat yang dimilikinya, induksi tidak sempurna dibagi menjadi dua macam yaitu :                                                                                                                                  
·                   Dalam ilmu alam (sciences)
·                       Dan ilmu lain itu disebut  dengan ilmu sosial
Generalisasi juga bisa dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu :
1.       Loncatan Induktif
2.      Tanpa Loncatan Induktif
            Generalisasi ilmiah
Pada dasarnya, generalisasi ilmiah tidak berbeda dengan generalisasi biasa, baik dalam bentuk maupun permasalahannya. Perbedaan utama terletak pada metodenya, kualitas data serta ketepatan dalam perumusannya. Generalisasi dikatakan sebagai penyimpulan karena apa yang ditemui dalam observasi sebagai sesuatu yang benar, maka akan benar pula sesuatu yang tidak diobservasi, pada masalah sejenis atau apa yang terjadi pada sejumlah kesempatan akan terjadi pula pada kesempatan yang lain bila kondisinya yang sama terjadi.

3.2 KRITIK DAN SARAN
Di dalam makalah ini tentunya ada kekurangannya, oleh karena itu kami sekelompok mintak maaf dan kami sangat membutuhkan kritik dan saran dari Ibu Dosen demi kebaikan kita untuk kedepannya.
Dan kami sekelompok berterimaksih karena sudah diberi ilmu dari awal hingga tugas akhir ini dalam mata kuliah Dasar-dasar logika.Dan harapan kami kami juga bisa menerapkan ke dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber http://www.slideshare.net/EkaWidyastuti/dasar-dasar-logika-generalisasi-berpikir
Sumber http://aatmandai.blogspot.co.id/2012/05/generalisasi.html
Sumber internet http//generalisasiilmiah.com
Sumber dari internet http//dasarlogika.co.id
Mundiri. 1994. Logika. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Soekadijo, RG. 1991. Logika Dasar, Tradisional, Simbolik dan Induktif. Jakarta : Gramedia Pustaka

Surajiyo, Sugeng A, Sri Andiani. 2005. Dasar-Dasar Logika. Jakarta : Bumi Aksara


Tidak ada komentar:

Posting Komentar